Adakah tumpah darahku?
Pertanyaan retoris
Atau hanya sekadar sampah belaka
Kamis, 21 Februari 2013
Mati Kelelahan
Mengharap bermimpi di saing hari
Agar luka yang dangkal ini terus membusuk
Bersama dengan angin yang menyembunyikannya
Kaulah peri di lautan
Tanpa ombak dan perahu nelayan
Karena yang tersisa hanya gundukan emas
Tapi entah,
Itu hanya sandiwaraku
Bermain dalam monolog
Satu babak
Atau mungkin beberapa babak
Hingga aku mati kelelahan
Agar luka yang dangkal ini terus membusuk
Bersama dengan angin yang menyembunyikannya
Kaulah peri di lautan
Tanpa ombak dan perahu nelayan
Karena yang tersisa hanya gundukan emas
Tapi entah,
Itu hanya sandiwaraku
Bermain dalam monolog
Satu babak
Atau mungkin beberapa babak
Hingga aku mati kelelahan
Setia
Malam yang dingin
Sunyi
Aku berdiri di hadapanmu
Untuk sekadar bercengkerama
Melewati ruang
Dan waktu yang kosong
Aku adalah aku
Seperti jarum yang tak pernah lari dari kancingnya
Atau pun kulit kacang yang selalu menemani isinya
Dan aku akan tetap setia
Bersamamu
Meski berat ini
Adalah warna yang tak kuingini
Sunyi
Aku berdiri di hadapanmu
Untuk sekadar bercengkerama
Melewati ruang
Dan waktu yang kosong
Aku adalah aku
Seperti jarum yang tak pernah lari dari kancingnya
Atau pun kulit kacang yang selalu menemani isinya
Dan aku akan tetap setia
Bersamamu
Meski berat ini
Adalah warna yang tak kuingini
Langganan:
Postingan (Atom)